
Ashanty Memilih Untuk Mengakhiri Perjalanan Bisnis Kuenya, Pilihan Sangat Berat
Nama Ashanty selama ini dikenal publik Indonesia sebagai artis multitalenta — penyanyi, aktris, ibu rumah tangga, sekaligus pengusaha. Bersama keluarganya, ia dikenal aktif dalam berbagai lini bisnis mulai dari fashion, skincare, hingga kuliner. Salah satu usaha yang cukup populer adalah bisnis kue oleh-oleh kekinian bernama Ashanty Bakery yang sempat viral pada beberapa tahun terakhir. Namun belakangan ini, publik dikejutkan oleh keputusan mengejutkan: Ashanty memutuskan untuk menghentikan operasional bisnis kuenya.
Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, apalagi mengingat reputasi, modal, dan tenaga yang telah dicurahkan. Artikel ini akan membahas secara tuntas:
- Latar belakang bisnis kue Ashanty
- Alasan di balik penutupan usaha tersebut
- Dampaknya bagi konsumen dan karyawan
- Pelajaran bisnis dari keputusan ini
- Respon publik dan harapan ke depan
🎂 Kilas Balik: Perjalanan Bisnis Kue Ashanty
Bisnis kue artis mulai menjadi tren sekitar tahun 2017, dimotori oleh sejumlah figur publik seperti Zaskia Sungkar, Irwansyah, Laudya Cynthia Bella, dan tentu saja Ashanty. Ia meluncurkan produk kue bernama Ashanty Bakery, yang saat itu menjadi salah satu oleh-oleh kekinian dari artis yang cukup mencuri perhatian, khususnya di Yogyakarta dan kota-kota besar lain.
Dengan konsep:
- Kue modern dengan rasa lokal,
- Branding kuat dengan wajah Ashanty di kemasan,
- Dukungan promosi dari keluarga A6 (keluarga Anang-Ashanty),
bisnis ini sempat mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, khususnya fans loyal.
😔 Alasan Ashanty Menghentikan Bisnis Kuenya
Dalam wawancara terbaru, Ashanty mengungkap bahwa keputusan ini sangat berat, dan tidak diambil secara instan. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya antara lain:
🔹 1. Penurunan Permintaan Pasar
Pasca pandemi dan setelah tren “kue artis” mulai menurun, permintaan terhadap produk seperti ini merosot drastis. Banyak konsumen mulai beralih ke produk UMKM lokal yang lebih murah dan memiliki rasa yang tak kalah lezat.
🔹 2. Kendala Operasional dan Produksi
Bisnis makanan, terutama kue, menuntut manajemen yang sangat detail. Mulai dari bahan baku, ketahanan produk, distribusi, hingga kualitas rasa. Ashanty mengaku bahwa mengelola ini semua tidak bisa ia lakukan sambil tetap fokus pada keluarga dan karier di dunia hiburan.
🔹 3. Efek Persaingan dan Jenuh Pasar
Dengan banyaknya merek kue sejenis, pasar mulai jenuh. Konsumen tidak lagi merasa bahwa produk tersebut “eksklusif”. Tanpa inovasi besar, mempertahankan loyalitas pembeli menjadi sangat sulit.
🔹 4. Fokus pada Bisnis Lain yang Lebih Stabil
Ashanty juga mengelola beberapa bisnis lain yang dinilai lebih stabil dan relevan saat ini, seperti Ashanty Beauty (skincare) dan brand fashion keluarga Aurel & Arsy.
🧑🍳 Dampak Penutupan: Karyawan, Mitra, dan Konsumen
Penutupan bisnis tentu menimbulkan konsekuensi, khususnya bagi mereka yang terlibat langsung:
👩🍳 1. Karyawan Produksi dan Outlet
Beberapa outlet kue telah ditutup, yang artinya banyak karyawan harus berpisah. Ashanty menegaskan bahwa ia tetap memberikan kompensasi dan hak-hak karyawan secara adil.
🤝 2. Mitra dan Supplier
Pihak penyedia bahan baku, packaging, hingga logistik kehilangan satu klien tetap. Namun, sebagian besar dari mereka sudah dialihkan ke jaringan bisnis lain yang masih aktif dikelola oleh keluarga Ashanty.
💔 3. Konsumen Setia
Tidak sedikit fans yang menyayangkan keputusan ini. Banyak yang mengaku menyukai produk kuenya dan merasa kehilangan. Namun sebagian besar juga mendukung keputusan Ashanty untuk fokus pada keseimbangan hidupnya.
💬 Respon Ashanty: “Ini Bukan Gagal, Tapi Pilihan yang Harus Diambil”
Dalam unggahan media sosial dan wawancara podcast, Ashanty mengaku bahwa berhenti bukan berarti gagal. Ia mengatakan:
“Semua bisnis punya masa. Kita harus realistis. Kalau sebuah usaha mulai sulit berkembang dan menyita terlalu banyak waktu yang seharusnya untuk keluarga, maka kita harus berani mundur.”
Pernyataan ini menuai apresiasi dan empati dari banyak netizen, yang melihat Ashanty sebagai sosok yang tidak gengsi untuk mengakui dinamika bisnisnya. Di tengah citra publik yang serba sempurna, ia menunjukkan bahwa jujur kepada diri sendiri adalah kekuatan yang sebenarnya.
📈 Pelajaran Bisnis dari Keputusan Ashanty
Keputusan Ashanty untuk menutup bisnis kuenya bisa menjadi pembelajaran bagi banyak pebisnis pemula:
✅ 1. Bisnis Butuh Fokus
Tidak semua orang bisa mengelola banyak bisnis sekaligus. Fokus yang terbagi bisa membuat performa menurun. Lebih baik kuat di satu bisnis daripada gagal di lima tempat.
✅ 2. Pahami Siklus Tren
Bisnis yang berbasis tren (seperti “kue artis”) memiliki masa hidup yang pendek. Butuh inovasi cepat atau pivot ke produk baru agar bisa bertahan.
✅ 3. Berani Menutup Usaha adalah Keputusan Bisnis, Bukan Kegagalan
Mundur bukan berarti kalah. Justru keputusan ini menunjukkan bahwa pemilik bisnis bisa menilai potensi risiko dan menghindari kerugian lebih besar.
✅ 4. Pentingnya Evaluasi dan Kejujuran Internal
Bisnis yang dijalankan hanya karena popularitas tanpa kontrol langsung dari pemiliknya cenderung goyah. Kejujuran untuk mengakui keterbatasan diri sangat penting dalam dunia wirausaha.
Baca Juga : Erika Carlina Sudah Siap Menjadi Seorang Ibu Untuk Anak Nya Di Bulan Agustus Ini
🔮 Apa Selanjutnya bagi Ashanty?
Meskipun bisnis kuenya berakhir, Ashanty masih aktif mengelola lini produk lain. Termasuk:
- Skincare dan kosmetik: Ashanty Beauty berkembang di marketplace dan didukung endorsement artis keluarga.
- Fashion keluarga: Kolaborasi Aurel Hermansyah dan Arsy dengan lini pakaian muslim dan anak-anak.
- Konten digital: Keluarga Ashanty masih menjadi salah satu influencer keluarga terbesar di Indonesia.
Artinya, meski menutup satu pintu, Ashanty tetap membuka banyak peluang baru di bidang lain.
📌 Kesimpulan
Keputusan Ashanty untuk mengakhiri perjalanan bisnis kuenya adalah pilihan berat namun bijaksana. Dalam dunia bisnis, keberhasilan tidak selalu diukur dari lamanya bertahan, tetapi juga dari keberanian untuk mengambil keputusan strategis saat waktu yang tepat.
Langkah ini memberi contoh bahwa artis pun bisa bersikap realistis dan profesional, menempatkan nilai keluarga, ketulusan, dan evaluasi pribadi di atas sekadar gengsi bisnis.
💡 “Kadang mundur bukan berarti kalah. Tapi untuk mengambil jalan yang lebih sesuai dengan diri kita. Itu yang Ashanty lakukan, dan kita bisa belajar darinya.”